Electronic Resource
Pengaruh Perbankan Syariah Terhadap Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Ilmu ekonomi memiliki banyak variabel makro dalam setiap pengukurannya,
beberapa diantaranya adalah inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang mana sangat
dipengaruhi oleh bagaimana peredaran uang yang terjadi di masyarakat sebagaimana
teori kuantitas uang oleh Fisher (1911), Jumlah uang yang beredar sangat
terpengaruhi oleh aktifitas perbankan yang terjadi, baik itu penghimpunan pendanaan
atau penyaluran dana oleh bank. Berdasarkan data roadmap perbankan syariah per
desember 2016 market share perbankan syariah meningkat sebesar 0,46%, aset
perbankan syariah di tahun 2016 tercatat tumbuh 20,28%, dari sisi pengelolaan Dana
Pihak Ketiga (DPK), sepanjang tahun 2016, DPK yang dihimpun oleh bank umum
syariah, unit usaha syariah, dan bank perkreditan rakyat syariah tumbuh sebesar
20,84%, dengan data pertumbuhan ini, terlihat bahwa perbankan syariah memiliki
potensi yang sangat besar, oleh karena itu penting rasanya untuk meneliti pengaruh
perbankan syariah terhadap tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode VAR/VECM. Pada uji IRF hasilnya adalah
aktifitas perbankan syariah dari sisi pembiayaan secara keseluruhan baik pembiayaan
bagi hasil, piutang dan sewa direspon positif oleh inflasi, yang direspon negatif hanya
penghimpunan pendanaan dan tingkat imbal hasil pasar uang antar bank, dimana
yang berkontribusi paling dominan pada tingkat inflasi adalah inflasi itu sendiri,
diikuti oleh pembiayaan sewa. Pada pertumbuhan output, aktifitas perbankan syariah
baik pembiayaan atau penghimpunan pendanaan direspon positif oleh pertumbuhan
output, dengan kontribusi yang paling dominan adalah pertumbuhan output itu sendiri
diikuti oleh pembiayaan bagi hasil
No other version available