Electronic Resource
Determinan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) : Sebuah Kajian Dari Pemikiran Ibnu Khaldun
Pembangunan ekonomi pada saat sekarang ini hanya berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi tanpa melihat aspek sosial dan lingkungan yang sangat
diperlukan dalam pembangunan suatu negara. Sehingga terjadi krisis-krisis
dunia berkelanjutan termasuk di Indonesia Padahal sesungguhnya, pembangunan
yang tepat juga membutuhkan keberlanjutan untuk generasi berikutnya. Oleh
karena itu muncullah teori-teori yang dicetuskan oleh ekonom modern.
Sayangnya, teori tersebut juga tidak dapat menjawab sepenuhnya masalah
perekonomian. Jauh sebelum itu, ternyata Islam juga telah menjelaskan konsep
pembangunan berkelanjutan. Meskipun dalam dimensi waktu yang berbeda akan
tetapi mengandung pengertian yang sama dengan masa kini. Pada waktu itu, Ibnu
Khaldun adalah salah satu pemikir Muslim yang berkontribusi dalam konsep
pembangunan berkelanjutan yang dapat ditelusuri dalam magnum opusnya
“Muqaddimah”. Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis indikator pembangunan berkelanjutan dari ekonom modern,
untuk membandingkan dan merelevansikan indikator modern dengan Ibnu
Khaldun, dan menganalisis faktor-faktor penentu dari pembangunan
berkelanjutan Ibnu Khaldun studi kasus di negara Indonesia. Dalam menjawab
tujuan penelitian akan digunakan metode kualitatif analisis konten dan metode
kuantitatif VAR/VECM dengan data runtut waktu 1980-2011. Hasilnya, ada dua
temuan : kualitatif dan kuantitatif. Pertama, ada kesamaan antara indikator
modern dan Ibnu Khaldun tentang manusia, modal, populasi, lingkungan sebagai
indikator utama pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, perbedaan
mendasar terletak pada konsep khalifah dan tujuan kehidupan manusia di bumi
berdasarkan prinsip syariah. Kedua, dengan menggunakan metode VAR first
difference, hasil dari IRF menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan
merespon negatif terhadap peningkatan populasi, pajak dan deplesi sumber daya.
Sedangkan variabel yang direspon positif adalah jumlah tenaga kerja (sumber
daya manusia) dan ketimpangan (keadilan). Selanjutnya dalam hasil analisis
FEVD menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan dipengaruhi oleh HSDI
dengan kontibusi terbanyak daripada variabel lainnya sebesar 77.1%. Kemudian
diikuti oleh penipisan sumber daya Indonesia dengan kontribusi sebesar 9.7%,
tenaga kerja nasional dengan kontribusi sebesar 7.1%, ketimpangan (IRG)
dengan kontribusi sebesar 4.008004%, penerimaan pajak dengan kontribusi
sebesar 1.72% dan populasi penduduk dengan kontribusi sebesar 0.12%
No other version available