Electronic Resource
Analisis permasalahan rendahnya penggunanaan shukÛk mudharabah di Indonesia dengan pendekatan ANP (analytic network process)
Di Indonesia, shukûk mudhârabah mengalami pertumbuhan yang tidak sebanding
dengan shukûk ijârah. Terlihat dari data Bapepam bahwa dari total emisi shukûk
yang ada di Indonesia, 71% adalah shukûk ijârah dan sisanya 29% adalah shukûk
mudhârabah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan apa saja
yang terjadi pada shukûk mudhârabah dan melihat solusi apa saja yang dapat
diterapkan. Adapun metodologi yang digunakan adalah Analytical Network
Process (ANP).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga aspek permasalahan yang
dihadapi shukûk mudhârabah di Indonesia, yaitu: pelaku pasar, pasar, dan
penunjang. Secara keseluruhan aspek pasar merupakan permasalahan yang paling
mendominasi. Secara khususnya permasalahan yang paling mendominasi adalah;
1) rendahnya nilai emisi (pasar), 2) sosialisasi yang kurang (penunjang), 3)
kurangnya insentif dan dukungan dari pemerintah (penunjang), 4) kurangnya
pemahaman baik dari emiten dan investor (fundamental), dan 5) aversion to risk
(fundamental). Adapun solusi yang dapat dilakukan terdiri dari tiga aspek pula
yaitu fundamental, roadmap, dan macro strategies. Secara keseluruhan, solusi
roadmap adalah solusi yang terpenting. Secara khususnya, solusi yang paling
penting adalah 1) insentif pemerintah (solusi makro), 2) sosialisasi yang intensif
(solusi fundamental), 3) regulasi dan pedoman baru (solusi roadmap), 4) inovasi
produk (solusi fundamental), 5) marketing (solusi fundamental) dan penawaran
umum berkelanjutan (solusi road map) memiliki prioritas yang sama. Dalam hal
memanfaatkan instrumen keuangan shukûk terutama shukûk mudhârabah,
pendapat pakar dan praktisi dapat dipertimbangkan.
No other version available