Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap stabilitas perbankan syariah : studi komparatif Indonesia dan Malaysia
Berbagai guncangan makroekonomi yang terjadi menunjukkan adanya potensi
instabilitas keuangan. Menghadapi hal ini, sebagai lembaga keuangan yang
berfungsi sebagai intermediasi, perbankan syariah perlu menjaga stabilitasnya
dengan berhati-hati terhadap guncangan makro yang tidak menentu tersebut. Studi
ini mencoba menganalisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap stabilitas
perbankan syariah: studi komparatif Indonesia dan Malaysia dengan
menggunakan metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan
Vector Error Correction Model (VECM) jika terkointegrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem perbankan syariah pada kedua
Negara (Indonesia dan Malaysia) ini memiliki keadaan yang stabil karena
keduanya memiliki nilai z-score diatas 2,90. Tetapi berdasarkan nilai z-score,
perbankan syariah Indonesia lebih stabil dibandingkan dengan Malaysia. Analisis
IRF menunjukkan bahwa untuk model bank syariah di Indonesia, variabel z-score
merespon negatif terhadap semua guncangan variabel makro kecuali tingkat bagi
hasil. Sedangkan untuk stabilitas perbankan syariah Malaysia, z-score merespon
positif terhadap guncangan variabel IPI dan CPI berturut-turt sebesar 0.57 dan
5.26. Adapun variabel nilai tukar direspon negatif oleh z-score sebesar -0.44.
Selain itu, variabel tingkat bagi hasil juga direspon negatif oleh z-score sebesar -
1.22. Hasil FEVD menunjukkan bahwa bank syariah Indonesia lebih stabil
menghadapi guncangan variabel makroekonomi dibandingkan dengan model
Malaysia. Hal ini dapat dilihat dari besaran pengaruh variabel makro yang
mempengaruhi z-score bank syariah Malaysia lebih besar, yaitu 34,69 persen
(CPI), 1.90 persen (tingkat bagi hasil/TBHDM). Sedangkan besaran variabel yang
mempengaruhi z-score bank syariah Indonesia lebih kecil, yaitu 11.22 persen
(KURS), 1.87 persen (tingkat bagi hasil)
No other version available