Electronic Resource
Analisis stabilitas perbankan ganda Indonesia terhadap guncangan variabel makroekonomi : pendekatan banking stability index (BSI) periode tahun 2005-2011
Keadaan instabilitas keuangan yang terjadi berupa krisis keuangan secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi stabilitas perbankan melalui
gejolak variabel makroekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kestabilan perbankan ganda di Indonesia serta pengaruh yang ditimbulkan ketika
terjadi guncangan variabel makroekonomi dengan menggunakan metode
VAR/VECM dan Banking Stability Index (BSI) sebagai pengukur tingkat
stabilitas perbankan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa bank syariah tidak lebih
stabil daripada bank konvensional dengan hasil nilai percentile BSI_K lebih besar
daripada BSI_S, dan tingkat volatilitas bank syariah lebih tinggi daripada bank
konvensional. Akan tetapi tingkat distribusi stabilitas perbankan syariah lebih
merata dibandingkan dengan bank konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
statistik mean (0.33) sama dengan nilai median (0.33) untuk BSI_S. Sedangkan
untuk BSI_K, nilai mean (0.46) lebih besar dari nilai median (0.40). Stabilitas
bank konvensional dan syariah terlihat setelah terkena guncangan makroekonomi,
dengan melihat jumlah variabel yang member guncangan terbesar terdapat pada
BSI_K. sehingga stabilitas bank konvensional lebih rentan terhadap guncangan
makroekonomi dibandingkan dengan stabilitas bank syariah. Bisa dilihat pada
hasil FEVD, ada tiga variabel yang rawan mengguncang stabilitas bank
konvensional, yaitu inflasi (8.56%), BI rate (4.09%), dan jumlah uang beredar
(2.07%). Lain halnya dengan stabilitas bank sayriah yang hanya rentan terhadap
dua guncangan variabel makroekonomi, yaitu inflasi (18.56%) dan pendapatan
(8.46%). Maka dari itu, salah satu cara terbaik untuk meningkatkan stabilitas
perbankan sy
No other version available