Electronic Resource
Manajemen risiko operasional dalam penggunaan tekhnologi informasi (Studi kasus bank kaltim syariah)
Mesin ATM merupakan salah satu dari sekian banyak fasilitas yang disediakan
oleh bank bagi nasabahnya. Alat ini sudah sepantasnya mendapat perhatian lebih
karena ATM menyimpan instrument yang paling paling likuid dari sebuah bank
serta menjadi nilai tambah dimata sebagian nasabahnya. Melalui manajemen
risiko yang terpadu diharapkan risiko-risiko yang terdapat dalam operasional
mesin ATM tidak mengganggu kinerja Bank secara signifikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat proses manajemen risiko
operasional yang berfokus pada tiga hal, yaitu : pertama adalah proses identifikasi
risiko, lalu kedua adalah melakukan pengukuran terhadap risiko-risiko yang telah
teridentifikasi dengan cara menyebar kuesioner kepada pihak manajemen, dan
tahapan yang ketiga adalah proses mitigasi atau langkah-langkah yang sebaiknya
dilakukan guna meminimalisir dampak dari risiko-risiko tersebut. Objek dari
penelitian ini adalah UUS Bank BPD Kaltim yang disebut juga dengan Bank
Kaltim Syariah atau Bankaltim Syariah merupakan bank milik pemerintah daerah
Kalimantan Timur yang terus berkembang dengan total aset di akhir tahun 2009
tercatat sebesar Rp. 655 Miliar.
Dari hasil identifikasi ditemukan terdapat 10 jenis risiko yaitu (1) system offline,
(2) Skimming, (3) Pencurian mesin ATM, (4) Jumlah uang yang keluar tidak
sesuai dengan yang tertera, (5) Uang tidak keluar sama sekali (tetapi saldo
berkurang), (6) Persediaan uang dalam mesin habis, (7) Kartu ATM tidak dapat
dikeluarkan (tertelan), (8) Sistem tidak merespon (not responding), (9) Mesin
tidak dapat membaca kartu ATM, (10) Listrik Padam. Berdasarkan hasil
pengukuran didapatkan bahwa profil risiko ATM bank kaltim berada pada level
mediu
No other version available